Ringakasan KTT ASEAN ke-43
Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) adalah sebuah organisasi regional yang terdiri dari sepuluh negara anggota di Asia Tenggara yang awalnya didirikan pada tahun 1967 oleh lima negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina. Wilayah ASEAN memiliki populasi sekitar 500 juta dan Produk Domestik Bruto (PDB) gabungan hampir mencapai US$ 700 miliar. Tujuan organisasi ini adalah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, mempromosikan keamanan regional, mendorong kerja sama, memberikan bantuan, dan menjaga kerja sama yang saling menguntungkan antara negara-negara anggotanya, antara lain. Mulai tahun 1976, ASEAN telah mengadakan pertemuan puncak untuk membahas isu-isu relevan dalam setiap tahunnya.
Setelah tahun 2007, KTT ASEAN menjadi pertemuan setiap dua tahun sekali yang mewakili "badan pembuat kebijakan tertinggi" di ASEAN. Baru-baru ini, KTT ASEAN yang berlangsung dari 4 hingga 7 September dipimpin oleh Indonesia. ASEAN juga akan mengadakan konferensi dengan Mitra Dialog, yang mencakup negara-negara yang sering melakukan perdagangan dengan negara-negara anggota ASEAN dan memiliki hubungan ekonomi yang signifikan, seperti Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan. Dalam pertemuan-pertemuan ini, dibuatlah Deklarasi, yang dapat dianggap sebagai pernyataan yang disepakati oleh negara-negara anggota mengenai keputusan strategis, rencana tindakan, kerangka kerja, dan lainnya, yang berfungsi sebagai arah ke depan. Deklarasi-deklarasi ini sering disarikan dalam dokumen utama KTT ASEAN: Pernyataan Ketua.
Dalam KTT ASEAN yang diberikan, biasanya terdapat beberapa deklarasi yang bersifat luas yang dibahas. Namun, karena cakupan pertemuan KTT ASEAN dapat sangat besar - mencakup isu-isu hak asasi manusia, perkembangan perdagangan, keamanan politik, dan banyak lainnya - kami ingin fokus khusus pada masalah pembangunan ekonomi, terutama bagaimana ASEAN memilih untuk berfokus pada pertumbuhan dan pembangunan berkelanjutan untuk masa depan yang akan datang. Tema KTT ASEAN tahun ini adalah "ASEAN Matters: Epicentrum of Growth" (ASEAN Penting: Episentrum Pertumbuhan).
ASEAN memiliki salah satu ekonomi regional terkuat dan paling berkembang di seluruh dunia. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa ASEAN memiliki tingkat pertumbuhan rata-rata 4-5% dalam dekade terakhir, dan pertumbuhan ini akan terus berlanjut seiring dengan perkembangan negara-negara dalam wilayah tersebut. Selama beberapa tahun terakhir, terutama dalam KTT ASEAN tahun ini, terdapat dorongan kuat untuk pembangunan ekonomi dan pertumbuhan yang berkelanjutan. Hal ini terlihat dari deklarasi-deklarasi yang diajukan oleh para pemimpin ASEAN dalam KTT ASEAN terbaru.
Ada delapan deklarasi yang ingin kami sorot yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi berkelanjutan:
ASEAN sebagai Episentrum Pertumbuhan: Komitmen untuk menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan dengan mengatasi tantangan global, memanfaatkan potensi pertumbuhan mereka, dan siap menghadapi goncangan masa depan. Tujuannya adalah menciptakan agenda ASEAN yang berpikir ke depan.
Kerangka Ekonomi Biru: ASEAN bekerja sama dalam ekonomi biru, yang melibatkan penggunaan berkelanjutan sumber daya laut dan air tawar. Tujuannya adalah membuat lautan menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi masa depan.
Penguatan Keamanan Pangan dan Gizi dalam Menangani Krisis: ASEAN bertekad untuk segera bertindak terkait keamanan pangan dan gizi selama krisis serta membangun ketahanan jangka panjang dalam sistem pangan mereka. ASEAN juga bekerja sama dalam penyusunan pernyataan bersama dengan Australia, Kanada, dan India untuk memperkuat upaya ini.
Pengembangan Inklusif Disabilitas dan Kemitraan untuk Masyarakat ASEAN yang Tangguh: ASEAN mengakui pentingnya memasukkan orang-orang dengan disabilitas dalam masyarakat mereka untuk meningkatkan pertumbuhan regional. ASEAN bekerjasama secara regional untuk memastikan bahwa mereka dapat berkontribusi secara efektif.
Pembangunan Kerangka Kerja Ekonomi Digital: ASEAN berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi ekonomi digital yang kuat dan meningkatkan integrasi digital, dengan tujuan mencapai Masyarakat Ekonomi Digital ASEAN pada tahun 2045.
Perawatan dan Pendidikan Anak Usia Dini: ASEAN menekankan pentingnya memberikan pendidikan anak usia dini berkualitas bagi semua anak di ASEAN, karena ini menjadi dasar bagi kesuksesan masa depan mereka dan berkontribusi pada kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
Kesetaraan Gender dan Pembangunan Keluarga: ASEAN sedang mengembangkan kebijakan yang berpusat pada keluarga, mengurangi pekerjaan tidak dibayar perempuan, dan mempromosikan kesetaraan gender untuk mendukung keluarga dan pertumbuhan berkelanjutan yang inklusif.
Ketahanan Berkelanjutan: ASEAN meningkatkan kerja sama untuk memperkuat ketahanan terhadap perubahan iklim dan bencana. Ini mencakup penyelarasan institusi mereka, penggunaan ilmu dan teknologi, serta membangun kapasitas lokal untuk menghadapi risiko-risiko yang muncul.